SERPONG, ULTIMAGZ.com – Law of attraction atau hukum tarik-menarik saat ini menjadi salah satu istilah yang kerap muncul dan dibahas di media sosial. Tidak hanya populer di kalangan generasi muda, konsep law of attraction juga cukup sering digunakan dan dibahas oleh para ahli atau di dalam penelitian.
Mengutip dari betterup.com, law of attraction sendiri merupakan sebuah keyakinan bahwa apa yang ada di dalam pikiran seseorang akan menjadi kenyataan. Ketika seseorang memiliki sugesti atau pemikiran yang positif, hal positif juga akan datang ke kehidupan orang tersebut, begitu pun sebaliknya.
Baca juga: Mari Ketahui 10 Kecakapan Hidup yang Bantu Kembangkan Diri
Sederhananya, konsep law of attraction mengatakan bahwa hal-hal yang terjadi di kehidupan itu sesuai dengan apa yang dipikirkan. Filosofi ini hadir berdasarkan keyakinan bahwa pikiran adalah energi dan aset terpenting yang mampu menentukan arah hidup.
Beberapa penelitian law of attraction terkait psikologi bahkan telah menemukan bahwa prinsip tersebut mampu meningkatkan kebahagiaan. Salah satunya adalah riset Albert C. Albina pada 2018. Ia membuat dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kontrol.
Kelompok kontrol berisikan orang-orang yang memiliki rasa syukur dan kebahagiaan dengan skor tinggi pada pre-test. Skor kelompok kontrol lebih besar dibandingkan kelompok eksperimen. Selama penelitian, kelompok kontrol pun diberikan kebebasan untuk melanjutkan hidup mereka. Sementara itu, kelompok eksperimen mengikuti pelatihan 28 praktik penerapan law of attraction selama kurang lebih sebulan.
Selama 29 hari menjalani pelatihan, kelompok eksperimen berhasil menunjukkan tingkat rasa syukur dan kebahagiaan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Peningkatan yang dialami kelompok eksperimen ini didorong oleh prinsip law of attraction yang memanfaatkan pemikiran positif dan rasa syukur untuk mencapai kebahagiaan.
Penelitian ini membuktikan bahwa pemikiran positif dan rasa syukur berhasil membawa perbedaan yang signifikan dalam tingkat kebahagiaan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Oleh karena itu, law of attraction adalah saluran untuk menarik kebahagiaan dengan terus mengingat hal-hal yang diinginkan dengan selalu bersyukur.
Prinsip Law of Attraction
Melansir dari gramedia.com, terdapat tiga prinsip utama yang mendasari law of attraction yakni sebagai berikut.
1. Like attracts like
Prinsip pertama dari law of attraction adalah like attracts like. Prinsip ini menjelaskan bahwa hal-hal yang serupa akan saling tarik-menarik satu sama lain.
Dalam hal berharap misalnya, pandangan bahwa suatu harapan akan menjadi kenyataan merupakan sugesti positif. Sugesti positif tersebut akan menarik hal serupa dan memberikan timbal balik yang juga positif dalam kehidupan. Prinsip like attracts like ini percaya bahwa setiap hal di kehidupan didasari oleh pikiran dan keyakinan yang ada di dalam diri sendiri. Sederhananya, pikiran negatif akan menarik hal-hal negatif, begitu pun sebaliknya, pikiran positif juga akan menarik hal positif ke dalam kehidupan kita.
2. Nature abhors vacuum
Prinsip ini menjelaskan bahwa semesta tidak menyukai kekosongan atau kehampaan. Artinya, ketika sedang kehilangan sesuatu, Ultimates perlu mengikhlaskan dan percaya bahwa kekosongan pada akhirnya akan diisi oleh sesuatu yang lebih baik. Sebab, menghilangkan hal negatif dipercaya akan meningkatkan kualitas hidup dan memberikan ruang agar hal positif dapat masuk dan memenuhi kehidupan kita.
Baca juga: “Self Talk” Positif, Seni Berdialog dengan Diri Sendiri
3. The present is always perfect
Prinsip ketiga law of attraction mengajak Ultimates memusatkan baik energi dan pikiran kepada apa yang ada di masa kini. Prinsip the present is always perfect percaya bahwa memikirkan dan meresahkan masa lalu tidak akan mengubah apapun di masa kini dan juga masa depan. Namun, apabila Ultimates fokus terhadap diri sendiri dan masa kini, Ultimates akan mampu menciptakan masa depan yang sesuai dengan keinginan dan harapan.
Teori law of attraction mengajarkan seseorang untuk selalu percaya dengan kemampuan diri sendiri dan melibatkan pemikiran positif serta membuang segala hal negatif yang ada di dalam hidup. Tidak hanya melibatkan pikiran, penerapan law of attraction juga harus disertai dengan tindakan yang dapat mendekatkan individu pada tujuan yang diharapkan.
Penulis: Wynnie Saputri Jansen
Editor: Vellanda
Foto: Unsplash/Vanessa Serpas
Sumber:
Albina, A. C. (2018). The law of attraction: Positive thinking and level of gratitude towards happiness. CMU Journal of Science, 22(1), pp. 15-22. DOI:10.52751/BJYR8516
detik.com, glints.com, gramedia.com, satupersen.net, betterup.com