SERPONG, ULTIMAGZ.com – Film “Einstein and Eddington” adalah film bergenre drama ilmu pengetahuan yang berlatarkan tahun 1914. Film ini menceritakan masa di saat masih banyaknya teori mengenai sains dan alam semesta yang belum rampung sepenuhnya. Era saat itu juga digambarkan oleh banyaknya ide abstrak, bahkan pertentangan mengenai suatu gagasan yang teorinya kini digunakan.
Cerita ini dimulai dari ilmuwan asal Inggris Sir Arthur Eddington yang ditugaskan oleh pemimpin Universitas Cambridge, tempat ia mengajar, untuk menguji kebenaran teori gravitasi milik ilmuwan Jerman Albert Einstein. Sebab, saat itu, teori Einstein masih dipertanyakan kelogisannya.
Baca juga: “The Boy in the Striped Pyjamas” Kisahkan Sejarah Jerman yang Kelam
Satu-satunya teori yang saat itu sangat diagungkan adalah teori Hukum Newton milik ilmuwan Inggris yaitu Sir Isaac Newton sebagai bahan acuan berbagai penelitian. Namun, di masa tersebut, perang antara Inggris dan Jerman sedang gencar-gencarnya. Melihat Hukum Newton yang dicetuskan oleh bangsa Inggris begitu terkenal di kalangan dunia, menimbulkan keinginan Jerman untuk menyaingi. Atas dasar itu, Einstein diajak oleh bangsanya untuk menciptakan teori lainnya demi menyusul Inggris.
Namun, Jerman begitu buta akan kekayaan ilmu pengetahuan dan memilih untuk menyalahgunakannya sebagai senjata pembunuh. Einstein tidak terima akan tindakan tersebut. Melalui film ini, Einstein memberi gambaran bahwa pendapat akan ilmu pengetahuan memang begitu luas dan berbeda-beda.
Walaupun dipaparkan oleh orang sebangsa pun, belum tentu semua orang memiliki pandangan yang sama. Einstein memiliki pandangan bahwa manusia yang memiliki logika dan akal pemikiran, seharusnya dapat mengolah akal tersebut menjadi pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan. Bukan malah mendatangkan kerugian, terlebih digunakan untuk merusak hubungan antarmanusia.
Sementara itu, di tengah hiruk pikuk perang, Eddington sibuk dengan penelitiannya akan keterkaitan antara gravitasi dan luar angkasa. Dalam penelitiannya itu, ia mendapatkan pandangan dan pencerahan dari jurnal penelitian milik Einstein. Singkat cerita, tak peduli dengan peperangan antara bangsanya dan Jerman, ia menyurati Einstein untuk langsung mengetahui pendapat Einstein mengenai orbital Merkurius.
Jawaban Einstein ternyata membuktikan pemikiran yang sama dengan Eddington. Atas petunjuk dan kerja sama tidak langsung itulah, Eddington berhasil membuktikan bahwa teori gravitasi yang dipaparkan Einstein lebih sempurna dibandingkan Newton.
Eddington berpikiran luas dan mendengarkan pendapat dalam mengumpulkan pengetahuan guna membuktikan suatu ilmu. Tindakannya ini dapat menjadi bukti bahwa manusia mampu mengembangkan ilmu yang pada dasarnya sudah tersedia.
Terutama, dalam kisah Eddington dan Einstein yang bekerja sama walaupun tiap-tiap negara mereka sedang bermusuhan, menunjukkan bahwa hal tersebut bukanlah penghalang. Kerja sama tersebut juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang begitu luas dapat dikumpulkan melalui siapa pun dan tidak terbatasi oleh apa pun. Akal tiap-tiap pribadi inilah yang mendatangkan berbagai pertukaran ide dan gagasan suatu cabang ilmu baru.
Baca juga: Novel “Sesuk”: Wajah Baru Dalam Karya Tere Liye
Ilmu pengetahuan yang baik tentunya dapat mendatangkan kebaikan, tetapi ada pula ilmu pengetahuan yang digunakan untuk keburukan. Salah satu contohnya yaitu seperti yang digambarkan oleh film “Einstein and Eddington” ini. Tepatnya, saat Jerman menggunakan pengetahuan untuk membuat gas beracun yang ditujukan supaya tentara Inggris lumpuh. Hal inilah yang membuat Einstein tidak sejalan dengan ilmuwan sebangsanya.
Seharusnya, manusia sebagai penggerak ilmu pengetahuan dapat berpikir dan mengambil tindakan sebijak-bijaknya. Penting bagi manusia untuk sadar bahwa kemampuannya dalam bernalar dapat melahirkan pengetahuan-pengetahuan yang haruslah digunakan untuk kebaikan. Hal tersebut juga dilakukan supaya ilmu pengetahuan dapat terus dimanfaatkan bagi keberlangsungan hidup banyak orang dan bukan malah sebagai ajang penjatuhan.
Penulis: Josephine Arella
Editor: Vellanda
Foto: bbc.co.uk
Sumber: panturanews.com