Pengangkatan Kembali Nurdjana Sebagai Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate Mendapat Penolakan

Spanduk penolakan Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate

PENAMALUT.COM, TERNATE – Dikembalikannya Nurdjana Tahir Junus sebagai Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Ternate oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku Utara mendapat penolakan dari para guru maupun siswa.

Pantauan Nuansa Media Grup (NMG) pada Sabtu (3/6), sejumlah spanduk bernada penolakan dibentangkan di sekolah yang terletak di Jalan Siswa, Kelurahan Takoma, Kota Ternate itu.

Nurdjana sebelumnya menjabat Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate hingga Februari 2023 lalu. Ia kemudian dinonaktifkan lantaran sejumlah persoalan yang terjadi di sekolah tersebut. Salah masalah yang disuarakan para siswa dan guru adalah anggaran bantuan operasional sekolah (BOS).

Berselang beberapa bulan kemudian tepat pada 29 Mei 2023 kemarin, Nurdjana diangkat kembali menajdi Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate berdasarkan SK yang ditandatangani Gubernur Abdul Gani Kasuba.

PLH Kepala SMK N 1 Kota Ternate, Nuraini Jusuf saat dikonfirmasi mengatakan, penolakan yang dilakukan guru-guru saat ini berkaitan dengan Nurdjana Tahir yang kambali dipercayakan menjabat kepala sekolah definitif.

“Dari dinas mengembalikan pimpinan yang lama. Makanya itu, kami menolak. Karena kan ada masalah kemarin sampai demo-demo itu, terus kembali lagi. Kami tidak mau,ā€ katanya.

Pihaknya saat ini sudah merasa nyaman dengan Makmur selaku Plt yang ditunjuk dari Dikbud pasca penonaktifan Kepsek Nurdjana, sehingga ujian dapat berjalan dengan baik.

ā€Pelaksana tugas Kepsek kemarin sangat bagus. Kegiatan semakin baik, penyusunan Arkas secara bersama-sama kemudian diplenokan hingga warga sekolah tahu persis kegiatan apa saja yang diprogramkan sekolah dan jumlah dana BOS diperuntukkan untuk apa saja sangat jelas,ā€ ujarnya.

Ia mengungkapkan, masalah tidak taransparan dana BOS dan manajemen yang dilakukan Nurdjana membuat siswa dan guru melakukan demonstrasi. Pihak Inspektorat juga telah melakukan, namun hasil auditnya pihak sekolah tidak tahu perkembangannya.

“Jadi masalahnya kami tidak nyaman, apalagi kami sudah di audit. Kami tidak tahu masalah auditnya seperti apa. Itu yang memicu keresahan dari teman-teman, kalau pimpinan lama dikembalikan,” tandasnya. (ano/ask)

Respon (2)

Komentar ditutup.