MAJANG  

Anak Putus Sekolah di Ternate Bakal Disekolahkan

PENAMALUT. COM, TERNATE– Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melaksanakan kegiatan puncak peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Kota Ternate, di Benteng Oranje, Selasa (2/8).

Dalam kegiatan ini, Pemkot melibatkan 5 orang anak yakni, Gio, Fikram, Kholil, Dade dan Najril. Dari 5 orang anak ini, 2 diantaranya putus sekolah. Mereka adalah Kholil dan Gio.

Sebagai informasi, Kholil saat ini bertempat tinggal di Kelurahan Makassar Timur, sementara Gio dari Kelurahan Torano.

“Ada 2 orang anak yang putus sekolah, yaitu Kholil yang putus sejak kelas 2 SD, sedangkan Gio putus di kelas 4 SD. Olehnya itu, saya memastikan anak-anak ini harus kembali bersekolah,” ujar Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman.

Tauhid berkata, Pemkot Ternate bakal mengakomodir serta mengambil langkah agar mereka yang putus sekolah tetap lanjut.

“Nanti saya sampaikan ke pihak Dinas Pendidikan agar melakukan persiapan, baik kesiapan administrasi maupun hal-hal yang menjadi kekurangan, seperti pakaian sekolah dan atribut sekolah yang lain,” katanya.

Tauhid mengaku, anak-anak itu tidak bisa dibiarkan putus sekolah, apalagi memberikan pekerjaan sebagaimana orang dewasa.

“Tugas anak-anak itu hanya sekolah, belajar dan bermain, bukan disuruh kerja,” tegasnya.

Lebih lanjut, Mantan Sekda Kota Ternate ini menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan ini memberikan stigma positif anak-anak yang ada di Kota Ternate, karena fakta-fakta terkait dengan perlindungan anak masih membutuhkan peran semua pihak, terutama soal kejadian anak-anak yang menghisap lem Eha-Bond dan lainnya.

Menurutnya, melalui puncak kegiatan Hari Anak Nasional ini menjadi cikal bakal untuk merangkul kembali anak-anak yang putus sekolah. Sebab peringatan Hari Anak Nasional, kata dia, merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen dalam menjamin hak hidup tumbuh kembang dan partisipasi secara wajar mengenai harkat dan martabat kemanusiaan.

“Pada Hari Anak Nasional di tahun 2022 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menginginkan pasca pandemi anak-anak mengalami kembali perubahan dalam pola kehidupan, sehingga terjadi beragam persoalan antara lain penyesuaian anak dalam kehidupan masyarakat, belajar dan pemanfaatan waktu luang dengan tetap tidak mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.

Karena itu, ini menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan anak-anak tetap tangguh menghadapi tantangan pasca pandemi Covid-19. Sedangkan karya anak disabilitas dan anak jalanan yang walaupun sangat sederhana namun semangat ketangguhan perlu di apresiasi.

Tauhid berharap, anak-anak dapat memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk menunjukkan kepedulian pada sesama dan tetap bergembira. Namun, peran orang tua harus tetap memberikan pendampingan dan motivasi bagi anak yang semangat kreatif dan inovatif agar anak berperan sebagai pelapor.

“Apalagi Kota Ternate sudah meraih penghargaan KLA kategori Nindya sebagai Kota layak anak. Untuk itu, menuju kategori Utama memang butuh kerja keras dari semua komponen bersatu padu untuk bertekad agar Kota Ternate mendapatkan KLA kategori Utama,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Ternate, Marjorie S. Amal menambahkan, pemicu anak putus sekolah ini lantaran salah satunya adalah masalah ekonomi. Di sisi lain, ia mengaku untuk data anak putus sekolah sejauh ini pihaknya belum mengantongi, namun hanya mendata anak-anak jalanan.

“Kalau untuk soal data lebih lengkapnya di Dinas Pendidikan (Disdik) atau Dinas Sosial (Dinsos),” katanya.

Sebab, data anak putus sekolah yang dimiliki DP3A, berbeda dengan yang dimiliki oleh dinas-dinas terkait.

“Untuk data anak jalanan dari dinas itu di atas 20 lebih tidak banyak, karena anak jalanan relevansi ke Dinas Sosial, kebanyakan dari luar anak-anak yang putus sekolah ini berasal dari Gorontalo,” jelasnya.

Marjorie bilang, anak jalanan ini bukan hanya kategori putus sekolah, melainkan ada yang sekolah, tetapi pengawasan orang tua di rumah minim, sehingga anak-anak itu lebih senang di luar rumah.

“Anak anak ini, kita harus merangkul mereka. Karena setiap anak punya kebutuhan yang berbeda, makanya kali ini saya fokus dan menghadirkan mereka dalam kegiatan ini,” tuturnya.

Tahun ini, sambung dia, pihaknya hanya fokus merangkul anak-anak jalanan, disabilitas dan forum anak.

“Agar setiap kegiatan nanti tidak susah mencari mereka, kami lakukan karantina supaya lebih mudah koordinasi dengan mereka. Untuk mengisi kegiatan ini saja saya takut, karena susah mencari mereka,” tutupnya. (udi/tan)

Respon (9)

  1. Ping-balik: odaz
  2. Wonderful work! This is the type of info that should be shared around the net. Shame on Google for not positioning this post higher! Come on over and visit my website . Thanks =)

  3. Hello! I could have sworn I’ve been to this blog before but after browsing through some of the post I realized it’s new to me. Anyways, I’m definitely happy I found it and I’ll be book-marking and checking back frequently!

  4. Ping-balik: 티비위키
  5. Very nice post. I simply stumbled upon your weblog and wanted to say that I’ve really enjoyed browsing your weblog posts. After all I’ll be subscribing on your feed and I am hoping you write again soon!

Komentar ditutup.