DAERAH  

Akademisi Wacanakan Perubahan Nama Maluku Utara

Akademisi Maluku Utara yang tergabung dalam FAPMU saat menggelar konferensi pers.

PENAMALUT.COM,TERNATE – Sejumlah dosen yang tergabung dalam Forum Akademisi Pemerhati Maluku Utara (FAPMU) mewacanakan perubahan nama Provinsi Maluku Utara. Beberapa nama telah disiapkan, dan akan dibuat poling dengan tujuan mendapat respons publik.

Gagasan ini muncul beberapa hari lalu. Ide ganti nama provinsi Maluku Utara mengemuka ketika para akademisi itu berkumpul dan mendiskusikan terkait pembangunan di daerah ini yang dianggap tidak pernah mengalami kemajuan. Bahkan, jika dibandingkan dengan Provinsi Gorontalo, Maluku Utara terbilang masih kalah jauh, padahal sudah berusia 21 tahun. Usia Gorontalo hanya beda bulan dengan Maluku Utara.

“Dari diskusi itu, kami menemukan dua hal. Pertama, terletak pada kelakuan politik politisi kita yang cenderung tidak peduli perkembangan pembangunan di Maluku Utara. Hal itu muncul karena politik Maluku Utara selalu berbasis pada semangat etnis, ketika momen pilkada dan sebagainya. Sialnya, etnis ini dibawa ke dalam birokrasi pasca pemilihan, sehingga birokrasi yang mestinya menjadi wadah peleburan bagi kepentingan masyarakat dari berbagai etnis, justru tidak bisa berjalan efektif untuk membangun daerah,”tutur Dr Murid Tonirio, salah satu penggagas FAPMU melalui konferensi pers di Restoran Dapur Sorasa, Minggu (29/5).

Bagi dia, politisasi etnis akan bisa terjawab jika kecerdasan politik masyarakat meningkat dalam politik praktis pada pemilu. Artinya, sentimen etnis akan hilang, kalau masyarakat tidak lagi mempersoalkan etnis sebagai basis politik yang penting.

Menurut Murid, selain begitu kentalnya politik etnis, penamaan daerah juga tentu patut dibahas. Ia bersama jajaran FAPMU menaruh perhatian serius terhadap nama Maluku Utara, apakah bisa memiliki nilai tawar di pusat atau tidak. Bagaimana tidak, sejauh ini, ketika orang Maluku Utara, termasuk jajaran pemerintah yang berurusan di Jakarta, ketika menyebut nama Maluku Utara, orang luar justru masih mengaitkan dengan Provinsi Maluku. Padahal, Maluku dan Maluku Utara adalah dua provinsi yang berbeda.

Murid mengatakan, nama sebuah daerah tentu memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek. Misalnya ada pihak tertentu yang menyusun program pembangunan daerah, kemudian mengalokasikan, pasti memori politik mereka masih mengaitkan Maluku Utara dengan Maluku. Bukan tidak mungkin, Maluku Utara dalam bayangkan orang di pusat sama dengan Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tenggara dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jika itu yang terjadi, maka berpengaruh pada pengalokasikan anggaran.

Lihat saja, selama ini anggaran untuk Provinsi Maluku Utara jauh lebih sedikit dari daerah lain, dan ketika ditambah Dana Alokasi Khusus (DAK), itu selalu mendapat resisten. Atas dasar itulah, FAPMU menginginkan dan memikirkan untuk mengubah nama Maluku Utara. Dengan demikian, pihaknya berharap orang Jakarta mengubah frame politik untuk melihat Maluku Utara.

“Namun ada dua masalah terkait nama apa yang akan dipilih. Karena orang kesultanan sejak Maluku Utara diperjuangkan menjadi provinsi, mereka sudah memilih Moloku Kie Raha. Kalau misalnya kita memilih Moloku Kie Raha, apakah nama itu cukup dijual atau justru Jakarta resisten. Karena ini persoalan politik yang berkaitan dengan integrasi nasional,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Murid, diam-diam ada orang yang pernah mendiskusikan kalau nama Maluku Utara diganti menjadi Halmahera Kepulauan. Bagi dia, dalam kajian-kajian kebudayaan atau antropologi, ketika orang berbicara tentang Halmahera Kepulauan, maka hal itu adalah sebuah kebudayaan. Mereka sebut Halmahera Kepulauan, karena keterbelahan kebudayaan.

” Ketika mengusulkan nama menjadi Kepulauan Maluku. Ini menarik. Karena, ketika kita mengklaim Kepulauan Maluku, maka Maluku akan berada di bawah Maluku Utara. Provinsi Kepulauan Maluku, itu artinya Maluku Utara di atas dan Maluku berada di urutan bawah. Namun, semua masih punya kelemahan. Kalau kita masih menggunakan kata Maluku, asosiasi orang Jakarta agak susah berubah,” ujarnya.

Murid menambahkan, pihaknya mencoba mendorong ini menjadi gerakan yang lebih besar untuk menjadi isu bagi masyarakat Maluku Utara. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuat satu survei, sehingga secara metodologis bisa dipertanggungjawabkan.

“Kita akan mensurvei masyarakat Maluku Utara, apakah mereka masih mau dengan nama Maluku Utara atau mau mengubah nama tersebut. Kalau mau mengubah, nama apa yang akan diusulkan. Ada kemungkinan tiga nama. Kalau mereka mau salah satu dari tiga nama ini, kami akan menyiapkan ruang. Kalau mau dan tidak mau diubah apa alasannya. Sehingga kita bisa mendapatkan peta kognisi,” jelasnya.

Masih menurut Murid Tunirio, sementara ini pihaknya menyiapkan proposal untuk survei. Setelah itu, akan uji validitas. Ada 10 kuesioner yang akan disebarkan. Akhir Juni 2022 nanti FAPMU sudah mulai survei. Dari hasil survei itu nanti dibuat forum untuk didiskusikan bersama akademisi, tokoh masyarakat, stakeholder, wartawan, mahasiswa dan pemuda.

“Hasil diskusi itu nanti kami buat naskah akademik. Jika ada usulan perubahan nama yang banyak kita akan tindaklanjuti. Tentu dengan nama yang terbanyak. Sehingga tidak menimbulkan konflik atau kekerasan. Dan nanti usulannya itu kita teruskan ke DPRD untuk ditindaklanjuti ke Jakarta, terkait Undang-Undang pembentukan provinsi Maluku Utara sesuai nama yang diubah,” tutupnya. (tan/tox/rii)

Respon (13)

  1. Hello there, just became alert to your blog through Google, and found that it is truly informative. I am going to watch out for brussels. I’ll appreciate if you continue this in future. Many people will be benefited from your writing. Cheers!

  2. Ping-balik: bonanza178
  3. I am also commenting to let you understand of the notable experience my cousin’s princess experienced reading your webblog. She realized some things, with the inclusion of what it is like to have an amazing giving mood to get the rest completely completely grasp specific tricky things. You truly surpassed visitors’ expected results. Thank you for distributing the powerful, trusted, revealing not to mention easy guidance on your topic to Ethel.

  4. Ping-balik: weed delivery Toronto
  5. Hey are using WordPress for your blog platform? I’m new to the blog world but I’m trying to get started and create my own. Do you need any html coding expertise to make your own blog? Any help would be greatly appreciated!

  6. I just couldn’t leave your web site prior to suggesting that I actually enjoyed the standard information an individual supply in your visitors? Is going to be again often to check out new posts

  7. Tidak ada urgensi soal nama provinsi
    Seharusnya fokuskan pada pembangunan SDM dan SDA.

  8. Sebaiknya para akademisi yg melakukan konferensi pers ini : buat dialog terbuka dulu/ajak publik dan pemangku kepentingan lainnya dalam hal ini pemerintah supaya mau duduk bersama untuk mencari titik temu dari pandangan soal nama itu sendiri. Jangan terkesan mengadakan diskusi kelompok dosen lalu buat kesimpulan sendiri tanpa ada proses dialog terbuka. Dari tahapan saja sudah keliru. ibarat tidak ada angin tak ada hujan kok langsung konferensi pers. Masyarakat nanti jadi bingung. Apa judulnya ini☺️🙏

Komentar ditutup.