Baru-baru ini kembali rame diperbincangkan video yang beredar di Facebook tentang adanya seseorang yang menggunakan pakaian agamis dan mengumandangkan Azan (tapi beberapa orang mengatakan itu membaca komat) di Candi Borobudur. Menurut hasil penelusuran penulis Video ini terjadi sebelum adanya tambahan tarif untuk naik ke Puncak Candi Borobudur oleh pemerintah.

Candi Borobudur sendiri menurut KH. Fahmi Basya; Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman (Islam) sehingga menjadi tempat wajib di kunjungi dan beribadah bagi umat islam.

Menurut Sejarah dan Ilmuwan Dunia; Cadi Borobudur merupakan peninggalan dari Raja Smaratungga yang memeluk Agama Buddha, dan hingga kini ketika Hari Raya Waisak umat Buddha melaksanakan ibadah di candi tersebut.

Menurut Wedha; Buddha adalah Awatara dari Wisnu, dengan kata lain penjelmaan dari Dewa Wisnu yang menjaga keseimbangan dan kelangsungan dunia, Sehingga umat Hindu wajib dan boleh ibadah di candi tersebut.

Dalam buku Jesus Lived In India; Semasa muda Jesus pergi ke India dan belajar Agama Buddha di sana, Sehingga bisa dikatakan bahwa Buddha adalah Guru dari Jesus, hal ini dikuatkan lagi dengan kunjungan Dalai Lama (Pemimpin Buddha Tibet) ke Gereja dan memberi hormat pada patung Jesus sebagai bentuk penghormatan pada seniornya, Sehingga adalah wajib dan boleh pengikut Jesus datang dan beribadah di candi ini.

Menurut para pendahulu dan pengikut penghayat kejawen; Candi Borobud dibangun di tanah jawa dengan tenaga manusia yang merupakan nenek moyang dari orang jawa, sehingga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya pengikut penghayat kejawen wajib dan boleh untuk ibadah serta ikut serta menjaga kelestarian Candi Borobudur yang merupakan warisan leluhur bangsa.

Menurut fenomena, umat Buddha bisa berkembang lantaran banyaknya donatur yang berasal dari Etnis China yang beragama Buddha di Indonesia sehingga agama Buddha meski minoritas tetapi tetap bisa bertahan dan berkembang di Indonesia, meski mereka menyadari bahwa nenek moyang mereka beragama Konghucu yang kemudian bergabung dalam komunitas Tridharma (Tau-Buddha-Konghucu), sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya umat Konghucu juga dipersilakan untuk ibadah di Candi Borobudur.
Tentunya semua harus sesuai prosedur dan mendapatkan izin dari pengelola dan pihak terkait.

Menurut penulis sendiri bukan tentang ini peninggalan siapa? ,tetapi mari kita jaga bersama bukti sejarah peradaban luhur Bangsa Indonesia.
Tetap iling dan dekat dengan tuhan tanpa keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Suyadi

How to be a Positive Vibes People?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini